Warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo ternyata pernah menerima rencana penambangan batu andesit untuk bahan pembangunan Bendungan Bener.
Namun, permintaan kompensasi warga yang ingin dibangunkan pipa air dari bendungan ke Desa Wadas dianggap bombastis oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak.
Cerita itu terungkap saat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersilaturahmi untuk kedua kalinya di Desa Wadas, Rabu (10/3).
Tak dikabulkannya permintaan pipa tersebut yang akhirnya membuat warga Desa Wadas sakit hati dan memilih untuk menolak adanya rencana penambangan batu andesit tersebut.
Gus Fuad, salah seorang tokoh masyarakat Desa Wadas menyampaikan bahwa warga dulu sempat menerima rencana penambangan batu andesit di desanya, dengan kompensasi warga minta dibangunkan akses air menggunakan pipa.
Pipa itu digunakan untuk mengalirkan air dari Bendungan Bener ke lahan pertanian warga. Dengan demikian, warga Wadas pun mendapat manfaat langsung atas keberadaan bendungan.
“Waktu itu kita cuma minta satu pipa saja ke Wadas, tapi waktu itu jawaban BBWS, oh itu terlalu bombastis. Akhirnya warga mau gak mau bersikap menolak,” ungkapnya.
Ditambahkannya, penolakan tersebut juga dilakukan warga dengan mengirim surat kepada Gubernur Jateng, lengkap disertai lampiran fotokopi KTP warga. Namun surat itu tidak dikirimkan langsung kepada Gubernur, melainkan dititipkan kepada BBWS Serayu Opak. Warga berkeinginan BBWS menyampaikan kepada Gubernur agar mendapat respon langsung atau dapat berdialog dengan Gubernur. Namun, hingga saat ini belum ada respon atau jawaban dari surat tersebut.
“Warga sudah pernah mengirim surat pernyataan penolakan atas tambang ke BBWS, tapi sampai sekarang tidak ada jawaban. Apakah surat itu juga sampai ke Pak Ganjar atau tidak,” ujarnya.
Beberapa waktu lalu, pihak warga sudah mendatangi BBWS untuk mempertanyakan kembali hak warga atas lahannya maupun terkait rencana penambangan.
“Tapi tidak mendapat jawaban, karena alasannya kepala BBWS sudah diganti dan yang baru tidak tahu menahu,” ungkapnya.
Sementara itu, Ganjar Pranowo mengaku belum mengetahui perihal surat beserta lampiran fotokopi KTP warga tersebut. Ia justru berterimakasih karena mendapat informasi itu dan akan mengklarifikasi ke pihak terkait.
“Ini saya baru tahu kalau warga pernah mengirim surat ke BBWS dan pernah minta pipa tapi ditolak. Di pertemuan yang pertama belum ada yang bilang. Dan saya juga belum pernah baca itu. Saya minta ijin untuk mengklarifikasi dengan memanggil pihak terkait,” katanya.
Nantinya, papar Ganjar, aspirasi dari warga akan disampaikan ke beberapa pihak terkait untuk mencari solusi terbaik.
“Ada beberapa hal yang nanti akan saya klarifikasi ke beberapa orang agar yang panjenengan (anda) sampaikan, minimal saya dapat sangu saat rapat. Kita akan carikan solusi,” tandasnya.
Warga Wadas Pernah Berkirim Surat Namun Tidak Diterima Ganjar
